Sesekali kau dendangkan tembang anggur rembulan
Sesekali kau nyanyikan lagu putus cinta
Sesekali kau kisahkan romeo–juliet saat menenggak racun
Lalu kau serahkan masa depanmu pada si pendongeng cengeng

Berangkat dengan obsesi basi
Demi gemuruh tepuk tangan di ruang sewaan event organizer
Demi decak kagum dan tanda mata di setiap penjuru kota dan desa
Berdiri terdepan dibalut kain kafan seharga 500.000 karung beras miskin
Dihiasi ornamen yang setara dengan harga 10 ekor sapi import
Dan alas kaki berlogo buaya yang tetap melepuh ketika dihujani api

Dan waktu yang tak kan bisa berhenti kini berikan jawab
Telah sampailah kita pada generasi bermental tape
Dimana kelembutan, airmata, rasa manis, dan asam kini telah berbaur
Lebur di hatimu mendulang kepongahan
Mendayu-dayu dalam lugu terpaku

Kini DNA-mu terkontaminasi soundtrack sinetron
Dimana dalam spektrum hitam-putih darahmu telah beku
Dikala gambar iklan sibuk mencari tempat di atas panggung
Lalu kau pun ikut larut berkomat-kamit
Coba menghafal mantra dari paranormal idolamu
Yang tembangkan wangi kembang tujuh rupa
Sampai matamu dikaburkan olehnya
Sampai matamu buta akan kerasnya kenyataan

Ilmu sosial makin terkikis dan dilupakan
Kawan kecil setia pada kenyataan bahwa hidup adalah ruang keterasingan
Hanya pada waktu pemilu dan kala bencana melanda
Sujud syukur kawan yang terlupakan lari dari samsara
Tapi kembali tertunduk lesu karena sementara
Lalu sadar bahwa semua hanyalah kampanye semata
Modus liar menjamah keterasingan

Harta yang setia menjadi benteng kekuasaan
Asumsi bahwa kemewahan adalah milik segelintir orang
Esok akan mati terkapar ditembak peluru para kombatan di setiap sudut keterasingan
Harap dan do’a..
Harta akan tergantikan nilai dan tertanam di setiap kepala media yang tak henti mengumbar kemewahan
Dan gaya hidup hedon di setiap acara yang ditayangkan
Modus penyeragaman., aksi dongkrak harap persamaan
Tak mungkin merapihkan setiap barisan
Hanya aksi todong-menodong yang terealisasikan
Mencuri hak orang untuk hidup dan menghidupi
Karena tertanam obsesi untuk hidup layaknya para popstar yang bergelimangan harta
Hidup mewah dan melupakan para kombatan yang berjuang di muka jalan

Kini resah semakin menjadi
Sungguh, degenerasi nampak membusung congkak
Aku datang memelukmu dalam petuah
Saat tanganmu tengadah, menghamba pada kelembutan
Aku datang tawarkan bara di rongga dadamu
Sulutkan kenyataan yang telah meredup
Biar kubakar sarang kecoa di kepalamu
Agar jelaga semakin nyata kau rasa
Gantikan kelemahan dengan ketegaran
Sebab di depan sana masih ada karang yang harus kita hancurkan

Sebab..
Strata semakin membabi-buta di depan mata

Naufan Rashif & Assyafa Jelata

Ruang Pesan Elektronik, April 2010

Saya tidak tahu tanggal berapa tepatnya ketika tulisan itu lahir, sebuah bukti nyata dari apa yang sebelumnya telah direncanakan dalam ruang pesan elektronik. Sampai saat ini hanya tulisan itu yang menjadi bukti bahwa pertemanan kita tidak sebatas obrolan ngaler ngidul. Dan untukmu kawan, meskipun sampai hari ini kita belum pernah berjumpa, nyatanya sampai detik ini saya masih menikmati beberapa tulisan yang kamu lahirkan. Salut untukmu yang bisa menulis dalam kondisi apapun, mungkin itu yang terlintas dalam pikiran saya, karena saya perhatikan barisan aksara tidak pernah berhenti lahir bergenerasi dengan tema-tema yang sedikit liar. Jauh berbeda dengan saya yang tampak sering menginjak rem, dan jujur saya rindu Bulan April dan Tahun 2010. Ketika dimana kita semua terlihat sangat menikmati setiap tulisan yang dilahirkan oleh kawan-kawan kita yang lain, saling berbagi kata dan kalimat setiap harinya.

Saya tidak akan banyak berkoar disini, karena menulis memang suatu hal yang tidak mudah untuk saya pribadi, karena saya selalu sulit untuk memulai, dan selalu tidak tentu arah ketika sampai pada pertengahan jalan. Apabila suatu hari nanti kamu membaca apa yang saya tulis disini, hanya satu pesan saya untukmu kawan, “Jangan pernah berhenti menulis, jangan pernah menyimpan ide-ide liarmu, perjuangan kita belum berakhir!” Selamat untuk semua kumpulan puisi dan sajakmu yang telah di-bukukan, semoga apa yang kamu suarakan dapat didengar. Selamat juga atas lahirnya anak pertamamu, semoga dia tumbuh menjadi anak yang cerdas.

Perjuangkanlah apa yang seharusnya kalian perjuangkan, suarakanlah dengan lantang, dan lawan setiap ketidak-adilan yang ada.
Salam Sukses dan Sejahtera untuk semua kawan di Serang!




Leave a Reply.